Rabu, 14 Januari 2015

Belajar dari Sejarah

09.00 
Buka laptop browsing dan nemu artikel sejarah.
Perjalanan menuju masa lalupun dimulai....
Hari ini aku banyak belajar dari sejarah.
Seperti...

Terkadang kita tak perlu meminta cinta untuk datang kepada orang yang kita sayang. Terkadang kita hanya perlu menyimpan kata cinta di dalam hati. Karena itu mungkin lebih bijak. Seperti cinta Seo Hok Gie yang sampai pada waktu ajalnya menjemput ia tidak menyatakan cintanya kepada ira. Selembar kertas dengan goresan tinta yg berusaha menuangkan perasaan seo hok gie dalam sajaknya, mungkin lebih bijak dibandingkan dengan berlembar - lembar kertas berisikan surat cinta yang isinya hanyalah omong kosong.

Hebat agar terkenal itu salah. Banyak orang yang sangat hebat dan berperan besar bagi keidupan namun ia memilih untuk bungkam. Bijak. Yang penting Tuhan telah mengetahuinya. Cukup aku dan tuhan yang mengetahui. Seperti si 'Terompet Kemerdekaan' putra bangsa dari Timor. Pengawal Soekarno yang diberikan tugas untuk menyebarkan berita kemerdekaan di jalan - jalan. Tanpa takut mati Ia terus meneriakkan kata "kita telah merdeka! merdeka! merdeka! merdeka! Setelah tugasnya selesai ia memilih kembali ke Timor untuk melanjutkan kehidupannya. Disana ia menghabiskan waktunya dengan hidup sederhana sebagai petani. Tanpa ada satupun orang yg mengetahui betapa besar jasanya bagi bangsa ini. 

Dedikasi dan teguh pada rencananya. Seperti Presiden kita yang pertama bapak Soekarno. Keinginannya untuk membangun patung (yang sekarang adalah patung pancoran) pada saat ia menjabat sebagai presiden. Ketika itu sedang terjadi krisis politik dimana pak soekarno didemo oleh bangsanya sendiri, dicaci oleh bangsanya sendiri akibat peristiwa pemberontakan PKI yang menyebabkan turunnya pak sooekarno dari jabatannya. Saat itu pengerjaan patung masih separuh jadi. Tidak adanya perhatian dari pemerintah yg baru menyebabkan pak soekarno berusaha membiayai sendiri proyeknya tersebut dengan menjual mobilnya yg dikala itu terjual 1,7 jt rupiah. Namun sayangnya sebelum patung itu selesai pak soekarno sudah terlebih dahulu menghadap yang kuasa. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar