Masih dari situs yang sama http://hukumusume.com/ aku mencoba mengartikan bacaan yang ada disitu. Kali ini cerita yang aku artiin judulnya はなさかじいさん (hanasakajiisan), genrenya 昔話 atau folklore. Cerita ini punya banyak versi dan sudah dibuat animasinya dalam beberapa versi juga.
Selamat membaca!
花咲じいさん
むかしむかし、あるところに、おじいさんとおばあさんが住んでいました。
二人は子どもがいなかったので、シロというイヌをとても可愛がっていました。
ある日、シロが畑でほえました。
「ここほれワンワン、ここほれワンワン」
「おや? ここをほれと言っているのか。よしよし、ほってやろう」
おじいさんがほってみると、
「ややっ、これはすごい!」
なんと、地面の中から大判小判がザクザクと出てきたのです。
この話を聞いた、となりの欲張りじいさんが、
「わしも、大判小判を手に入れる。おめえのシロを、わしに貸してくれや」
欲張りじいさんは、シロを無理矢理畑に連れて行きました。
そして、嫌がるシロがキャンキャンないたところをほってみると、くさいゴミがたくさん出てきました。
「この役立たずのイヌめ!」
怒った欲張りじいさんは、なんと、シロを殴り殺してしまったのです。
シロを殺されたおじいさんとおばあさんは、なくなくシロを畑にうめてやると、棒(ぼう)を立ててお墓を作りました。
次の日、おじいさんとおばあさんがシロのお墓参りに畑へ行ってみると、シロのお墓の棒が一晩のうちに大木になっていたのです。
おじいさんとおばあさんは、その木で臼(うす)を作って、おもちをつきました。
すると不思議な事に、もちの中から宝物がたくさん出てきました。
それを聞いた、欲張りじいさんは、
「わしも、もちをついて宝を手に入れる。おめえの臼を、わしに貸してくれや」
と、臼を無理矢理借りると、自分の家でもちをついてみました。
しかし出てくるのは石ころばかりで、宝物は出てきません。
「いまいましい臼め!」
怒った欲ばりじいさんは臼をオノでたたき割ると、焼いて灰にしてしまいました。
大切な臼を焼かれたおじいさんは、せめて灰だけでもと、臼を焼いた灰をザルに入れて持ち帰ろうとしました。
その時、灰が風に飛ばされて、枯れ木にフワリとかかりました。
すると、どうでしょう。
灰のかかった枯れ木に、満開の花が咲いたのです。
おじいさんは、うれしくなって。
「枯れ木に花を咲かせましょう。パアーッ」
と、言いながら次々に灰をまいて、枯れ木に美しい花を咲かせました。
二人は子どもがいなかったので、シロというイヌをとても可愛がっていました。
ある日、シロが畑でほえました。
「ここほれワンワン、ここほれワンワン」
「おや? ここをほれと言っているのか。よしよし、ほってやろう」
おじいさんがほってみると、
「ややっ、これはすごい!」
なんと、地面の中から大判小判がザクザクと出てきたのです。
この話を聞いた、となりの欲張りじいさんが、
「わしも、大判小判を手に入れる。おめえのシロを、わしに貸してくれや」
欲張りじいさんは、シロを無理矢理畑に連れて行きました。
そして、嫌がるシロがキャンキャンないたところをほってみると、くさいゴミがたくさん出てきました。
「この役立たずのイヌめ!」
怒った欲張りじいさんは、なんと、シロを殴り殺してしまったのです。
シロを殺されたおじいさんとおばあさんは、なくなくシロを畑にうめてやると、棒(ぼう)を立ててお墓を作りました。
次の日、おじいさんとおばあさんがシロのお墓参りに畑へ行ってみると、シロのお墓の棒が一晩のうちに大木になっていたのです。
おじいさんとおばあさんは、その木で臼(うす)を作って、おもちをつきました。
すると不思議な事に、もちの中から宝物がたくさん出てきました。
それを聞いた、欲張りじいさんは、
「わしも、もちをついて宝を手に入れる。おめえの臼を、わしに貸してくれや」
と、臼を無理矢理借りると、自分の家でもちをついてみました。
しかし出てくるのは石ころばかりで、宝物は出てきません。
「いまいましい臼め!」
怒った欲ばりじいさんは臼をオノでたたき割ると、焼いて灰にしてしまいました。
大切な臼を焼かれたおじいさんは、せめて灰だけでもと、臼を焼いた灰をザルに入れて持ち帰ろうとしました。
その時、灰が風に飛ばされて、枯れ木にフワリとかかりました。
すると、どうでしょう。
灰のかかった枯れ木に、満開の花が咲いたのです。
おじいさんは、うれしくなって。
「枯れ木に花を咲かせましょう。パアーッ」
と、言いながら次々に灰をまいて、枯れ木に美しい花を咲かせました。
ちょうどそこへ、お城のお殿さまが通りかかりました。
「ほう、これは見事じゃ」
お殿さまはたいそう喜んで、おじいさんにたくさんのほうびをあげました。
それを見ていた欲張りじいさんが、
「おい、わしも花を咲かせてほうびをもらう。その灰を、わしによこせ!」
無理矢理に灰を取り上げると、お殿さまに言いました。
「殿さま、この灰はわしの物です。わしが枯れ木に花を咲かせますから、わしにもほうびを下さい。バァーッ!」
欲張りじいさんは殿さまの前でたくさん花を咲かせようと、灰をいっせいにまきました。
すると灰がお殿さまの目に入って、欲張りじいさんはお殿さまの家来にさんざん殴られたということです。
「ほう、これは見事じゃ」
お殿さまはたいそう喜んで、おじいさんにたくさんのほうびをあげました。
それを見ていた欲張りじいさんが、
「おい、わしも花を咲かせてほうびをもらう。その灰を、わしによこせ!」
無理矢理に灰を取り上げると、お殿さまに言いました。
「殿さま、この灰はわしの物です。わしが枯れ木に花を咲かせますから、わしにもほうびを下さい。バァーッ!」
欲張りじいさんは殿さまの前でたくさん花を咲かせようと、灰をいっせいにまきました。
すると灰がお殿さまの目に入って、欲張りじいさんはお殿さまの家来にさんざん殴られたということです。
おしまい
Translatenya ^^
花咲じいさん
(kakek pemekar bunga)
Pada jaman dahulu, di sebuah tempat, hiduplah kakek dan nenek. Karena mereka berdua tidak memiliki anak maka mereka memelihara seekor anjing yang manis dan diberi nama Shiro. Pada suatu hari, shiro menggonggong di ladang.
"Gali di sini Guk! Guk! Gali di sini Guk! Guk!
"Apa kamu menyuruhku menggali disini? Baiklah baiklah akan aku gali"
Kakek pun menggali.
"Wah ini sungguh hebat!"
Dari dalam tanah keluar kepingan emas yang besar dan berkilauan.
Pembicaraan itu terdengar oleh tuan tamak yang berada disebelahnya.
"Aku juga ingin mendapatkan koin emas yang besar. Pinjamkan Shiro padaku"
Tuan tamak memaksa Shiro untuk mengantarkannya ke ladang.
Kemudian, shiro mnyalak dengan benci ke suatu tempat, ketika mencoba menggali keluarlah banyak sampah yang berbau busuk.
"Anjing tidak berguna!"
Tuan tamak marah, kemudian memukul dan membunuh Shiro.
Shiro sudah mati, kami mendirikan tongkat untuk makam shiro.
Hari berikutnya, kakek dan nenek pergi ke ladang untuk mengunjungi makam shiro, tongkat pada makam shiro berubah menjadi pohon besar dalam waktu semalam.
Dengan menggunakan pohon itu kakek dan nenek membuat penumbuk untuk membuat mochi.
Ajaibnya dari dalam mochi keluar banyak emas.
Tuan tamak mendengar hal itu
"Aku juga ingin mendapat emas dari mochi itu. Pinjamkan penumbuk itu padaku.!"
Ia membawa paksa penumbuk itu dan membuat mochi dirumahnya sendiri.
Namun, yang keluar dari penumbuk hanyalah batu, tidak keluar emas.
"Penumbuk sialan!"
Tuan tamak yang marah mengancurkan penubuk dengan kapak dan membakarnya sampai menjadi abu.
Penumbuk yang berharga sudah terbakar, hanya tersisa abunya saja namun kakek membawa pulang abu dari pembakaran penumbuk.
Tiba - tiba abu tersebut terbang terbawa angin dan mengenai pohon yang sudah mati.
Kemudian, apa yang terjadi?
Pohon mati yang terkena abu menjadi mekar penuh dengan bunga.
Kakek sangat bahagia.
"Bunga, ayolah mekar di pohon yang sudah mati! Paatsu"
Kakek berkata sambil menaburkan abu, bunga bunga yang cantik bermekaran di pohon yang sudah mati.
Tak lama setelah itu, raja dari istana lewat.
"Wah ini sangat menakjubkan!"
Pangeran sangat bahagia dan memberikan hadiah kepada kakek.
Tuan tamak melihat hal itu.
"Hei ijinkan saya membuat bunga mekar dan berikan saya hadiah. Berikan abu itu!"
Ia mengambil paksa abu itu dan berkata kepada raja.
"Raja, abu ini adalah milikku, saya juga bisa membuat bunga mekar jadi, tolong berikan saya hadiah juga. Paatsu~"
Tuan tamak berusaha membuat banyak bunga mekar di depan raja, ia menaburkan semua abu.
Namun, abu yang di tabur masuk ke mata raja Tuan tamakpun dipukuli oleh para pengawal raja.
"Aku juga ingin mendapat emas dari mochi itu. Pinjamkan penumbuk itu padaku.!"
Ia membawa paksa penumbuk itu dan membuat mochi dirumahnya sendiri.
Namun, yang keluar dari penumbuk hanyalah batu, tidak keluar emas.
"Penumbuk sialan!"
Tuan tamak yang marah mengancurkan penubuk dengan kapak dan membakarnya sampai menjadi abu.
Penumbuk yang berharga sudah terbakar, hanya tersisa abunya saja namun kakek membawa pulang abu dari pembakaran penumbuk.
Tiba - tiba abu tersebut terbang terbawa angin dan mengenai pohon yang sudah mati.
Kemudian, apa yang terjadi?
Pohon mati yang terkena abu menjadi mekar penuh dengan bunga.
Kakek sangat bahagia.
"Bunga, ayolah mekar di pohon yang sudah mati! Paatsu"
Kakek berkata sambil menaburkan abu, bunga bunga yang cantik bermekaran di pohon yang sudah mati.
Tak lama setelah itu, raja dari istana lewat.
"Wah ini sangat menakjubkan!"
Pangeran sangat bahagia dan memberikan hadiah kepada kakek.
Tuan tamak melihat hal itu.
"Hei ijinkan saya membuat bunga mekar dan berikan saya hadiah. Berikan abu itu!"
Ia mengambil paksa abu itu dan berkata kepada raja.
"Raja, abu ini adalah milikku, saya juga bisa membuat bunga mekar jadi, tolong berikan saya hadiah juga. Paatsu~"
Tuan tamak berusaha membuat banyak bunga mekar di depan raja, ia menaburkan semua abu.
Namun, abu yang di tabur masuk ke mata raja Tuan tamakpun dipukuli oleh para pengawal raja.
Selesai
*パアーッ = Paatsu (kata kata yang diungkapkan saat menabur abu dan tidak bisa dairtikan)
Sumber: http://hukumusume.com/douwa/pc/jap/05/01.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar